PROGRAM INDONESIA SEHAT MELALUI PENDEKATAN KELUERGA
(PIS - PK)
PIS-PK bukanlah program baru, melainkan salah satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan sasaran dan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan juga menginput / mengentri data keluarga secara Online. Untuk melaksanakan Program Indonesia Sehat diperlukan pendekatan keluarga, yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.
Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga bertujuan untuk :
1. Meningkatkan akses keluarga beserta
anggotanya terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif, meliputi pelayanan
promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota; melalui peningkatan akses dan skrining
kesehatan
3. Mendukung pelaksanaan jaminan
kesehatan nasional dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi
peserta jaminan kesehatan nasional dan
4. Mendukung tercapainya tujuan Program
Indonesia Sehat dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.
Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas 4 (empat) area
prioritas yang meliputi :
1.
Penurunan
angka kematian ibu dan bayi
2.
Penurunan
prevalensi balita pendek (stunting)
3.
Penanggulangan
penyakit menular dan
4.
Penanggulangan
penyakit tidak menular
Dalam rangka penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, ditetapkan 12 (dua belas) indikator
utama sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga sebagai berikut :
1.
Keluarga
mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2.
Ibu
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3.
Bayi
mendapat imunisasi dasar lengkap
4.
Bayi
mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
5.
Balita
mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6.
Penderita
tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7.
Penderita
hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8.
Penderita
gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9.
Anggota
keluarga tidak ada yang merokok
10.
Keluarga
sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11.
Keluarga
mempunyai akses sarana air bersih dan
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban
sehat
Konsep Keluarga
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya,
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya,
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut.
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
Tata cara pendataan Keluarga
Petugas Puskesmas akan melakukan pendataan dari rumah satu ke rumah yang lain. Dalam pendataan tersebut Petugas Puskesmas akan menanyakan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap kepala keluarga. dalam kegiatan ini pula setiap anggota keluarga yang berumur >15 tahun akan dilakukan pengukuran tekanan darah.
Selain melakukan
pendataan dan pengukuran, petugas Puskesmas juga melakukan KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) kepada keluarga disesuaikan dengan permasalahan
kesehatan prioritas yang ditemukan.
Beberapa kemungkinan kendala yang biasa ditemukan
selama pendataan yaitu:
Pertama, ada
kepala keluarga yang tidak ada di rumah sehingga harus siap jika menemui
hambatan seperti ini. Siap untuk kembali menemui kepala keluarga yang dimaksud.
Kedua,
nama yang tidak dikenal oleh masyarakat sehingga petugas harus mencari.
Ketiga, nama
KK yang masuk ke dalam list kelompok berada satu rumah dengan KK yang di data
oleh tim lain, padahal di dalam data Puskesmas bahwa rumah tersebut hanya 1 KK.
Kejadian semacam ini menjadi saran untuk Puskesmas untuk terus melakukan
koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan sehingga data yang dimiliki
Puskesmas bisa up
to date.
Keempat,
beberapa KK yang di datangi menunjukkan sikap yang tidak bisa diajak bekerja
sama. Seolah mereka tidak percaya kepada petugas Puskesmas. Untuk itu
disarankan membawa Surat Tugas.